Thursday 8 November 2012

Berteman Seumur Hidup Dengan Si 'S'

Aug 13, '10 12:12 AM


Sudah hampir 3 hari saya mengetahui diagnosa dokter bahwa skoliosis saya sudah di angka 45 derajat.. Waktu pertama kali melihat hasil rontgen dan surat hasil analisa dokter, sedikit ada perasaan takut, dugaan saya sudah diatas 40 derajat, ternyata benar dan yang pertama melihat hasilnya suami duluan 
Alhamdulillah setelah benar-benar tahu, tidak terlalu drop atau shock, karena sebelum ini saya sudah tahu kalau saya seorang skolioser (sebutan untuk penderita skoliosis) sejak SMP, tapi hanya sebatas itu yang saya tahu tanpa ingin tahu lebih karena dulu mungkin belum ada kesempatan mencari informasi semudah sekarang..

Akhirnya dulu saya keburu hamil, dan belum sempat rontgen, dokter kandungan pun tidak menyarankan karena tidak memungkinkan, sudah ada janin di perut saya..
Dan saya baru mulai concern dengan si 'S' ini waktu menjalani kehamilan yang bisa dibilang tidak mudah.. saya di usia kehamilan 8 bulan harus sudah cuti, karean sudah tidak bisa jalan dengan lurus lagi, harus sedikit diseret karena selain beban perut yang semakin berat juga tulang belakang saya yang tidak normal..

Dan selain itu, sejak usia 4 bulan kehamilan, sudah dipastikan untuk melahirkan secara caesar karena tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dokter tidak mau mengambil resiko karena tulang panggul saya bisa mengalami pergeseran yang bisa mengakibatkan kelumpuhan..

Melahirkan untuk pertama kalinya itu pun sudah menggoreskan trauma dalam diri saya, karena suntikan epidural (anestesi lokal) tidak bekerja, alhasil saya sempat merasakan kesakitan sewaktu pembedahan dilakukan dan akhirnya saya dibius kembali, kali itu dengan total anestesi..

Dan ternyata semua masalah-masalah diatas penyebabnya adalah si 'S' ini, yang ternyata sudah menemani saya sejak saya lahir, skoliosis saya adalah bawaan lahir, entah apa penyebabnya..

Tiba-tiba beberapa bulan lalu, saya merasakan sakit pada punggung dan pinggang lebih dari biasanya, seperti rasa panas dan ditususk-tusuk, terutama saat mengendarai motor, menggendong dan berdiri terlalu lama, kemudian saya coba browsing mengenai ini, selain itu batuk saya yang tidak kunjung sembuh selama 3 minggu.
Ternyata banyak sekali informasi terkait yang saya dapatkan tentang si 'S', saya baru sadar bahwa tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya dan tidak bisa disepelekan begitu saja..
Banyak juga dampak yang bisa terjadi kalau dibiarkan begitu saja, diluar faktor estetika tentu saja, dimana tingkat kelengkungan akan bertambah dan dapat mengganggu fungsi organ seperti paru-paru dan jantung..

Biasanya diatas 40 derajat, harusnya menjalani operasi, yaitu pemasangan besi (titanium) untuk mengkoreksi tulang-tulang yang tidak normal, saya pun mulai mencari informasi mengenai operasi tersebut, tapi jujur saya tidak berani dan tidak mampu melewati operasi dan terapi pasca-operasi nya, saya masih trauma dengan meja operasi dan proses anestesi yang tidak bekerja tersebut 

Selain segi biaya juga yang tidak bisa dibilang murah, saya juga takut dengan efek sampingnya, saya terlalu takut membayangkan bahwa bisa saja saya lumpuh atau berakhir di meja operasi, memang semua adalah rencana dan kuasa Allah SWT, tapi saya memang belum berani dan mungkin tidak akan pernah berani..

Akhirnya saya memilih jalan alternatif, dengan mencoba ingin konsultasi lagi dengan dokter orthopaedi mengenai brace (korset penyangga khusus) atau dengan yoga dan berenang, paling tidak, tidak menambah derajat kelengkungannya walaupun tidak mungkin untuk berkurang atau kembali normal, saya tahu itu dan saya sudah menerima dengan jauh lebih baik keadaan ini, karena saya tahu si 'S' akan menemani saya seumur hidup, hanya bagaimana saya menikmati dan mencintai sisa hidup yang diberikan Allah SWT kepada saya..

Semoga hidup saya bisa lebih bermanfaat untuk orang lain, paling tidak untuk putri kecil saya, mampu menemaninya sampai dia menjadi mandiri, dan saya sudah memutuskan untuk tidak hamil lagi karena terlalu beresiko.
Hadaya Farrah adalah anugerah terindah yang dipercayakan Allah SWT kepada saya, Alhamdulillah dengan keadaan ini saya masih bisa melahirkannya dan mendapatkan kesempatan menjadi ibunya..

Semoga semua ini tidak sia-sia, saya tidak mau dikasihani dan menyesali keadaan ini, karena saya yakin walaupun ada keterbatasan ini tapi yang membedakan hanya tulang punggung, Alhamdulillah saya masih hidup dengan sehat dan harus mampu berkarya, mengisi hari-hari saya menjadi sebuah pribadi, istri, ibu, pekerja dan yang terpenting menjadi hamba Allah SWT..

No comments:

Post a Comment